Tiga Rekomendasi Buku Untuk Menghadapi Quarter Life Crisis
- discereplusid
- May 16, 2021
- 2 min read

Bagi sebagian orang, usia seperempat abad merupakan titik paling krisis dalam hidupnya. Keresahan dan kekhawatiran akan masa depan semakin bermunculan dan membuat seseorang mulai tidak percaya lagi terhadap diri sendiri.
Rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran berlebih tersebut akhirnya menyebabkan diri kita semakin merasa tidak mampu untuk melewati fase krisis yang ada dengan baik. Padahal diri kita sebenarnya mampu untuk menghadapi seluruh masalah yang bermunculan di fase ini.
Oleh karena itu, tim Discereplus akan merekomendasikan 3 buku untuk kalian yang saat ini berada di fase quarter life crisis agar lebih siap dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan muncul nantinya.
1. Sebuah Seni untuk Bersifat Bodo Amat
Buku bersampul oranye ini menjadi salah satu buku best seller international. The Subtle Art of Not Giving a F*ck yang sudah diterbitkan dalam bahasa indonesia dengan judul Sebuah Seni untuk Bersifat Bodo Amat. Pada bukunya, Mark Manson ingin mengajarkan pembaca untuk menjadi diri sendiri dan mulai bersikap bodo amat dengan hal-hal kecil yang tidak seharusnya kita khawatirkan.
Ada tiga seni yang dituliskan dalam buku tersebut, yaitu seni pertama adalah masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai hal yang kita inginkan. Seni kedua, temukan hal-hal penting dan diprioritaskan agar lebih mudah untuk masa bodoh untuk hal-hal sepele. Terakhir, seni ketiga yaitu mulai bisa memilah mana yang lebih penting saat beranjak dewasa.
2. Filosofi teras
Buku karya Henry Manampiring ini menceritakan tentang Filosofi Stoa dari Yunani, filosofi inilah yang menjadi asal usul kata filosofi teras. Awalnya, Henry pergi ke psikiater untuk mengecek kesehatan mentalnya dan didiagnosis Major Depressive Disorder. Akhirnya, Henry menemukan buku yang berjudul How to Be a Stoic yang ditulis Massimo Pigliucci. Buku inilah yang membuat ia merasa bahwa menemukan jalan terapi tanpa obat yang bisa dipraktikkan. Stoisisme membantunya untuk menjadi lebih tenang, damai, dan bisa mengendalikan emosi negatif.
Sesuai dengan tujuan artikel ini, buku satu ini direkomendasikan untuk membantu pembacanya menghadapi quarter life crisis dan krisis kehidupan lainnya melalui pembentukan mental yang tangguh.
3. Don't Worry, It Gets Worse
Buku Alida Nugent ini mengisahkan tentang penulis yang menghadapi Quarter life crisis setelah menempuh pendidikan ke jenjang Magister (S2). Buku ini membagikan apa yang diperlukan untuk membuat lompatan canggung dari mahasiswa menjadi orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab. Tuntutan manusia menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah.
Getting worse than before? Absolutely.
Saat menginjak usia 20-an kita bisa mengalami masa pergolakan, ketidakpastian, dan perubahan besar. Meskipun sering diberi tahu bahwa gelar yang baru peroleh adalah jaminan kesuksesan dan kemakmuran untuk masa depan, pada kenyataannya ini sama sekali bukan kebenaran.
Ketiga rekomendasi buku ini hanya bisa membantu kamu untuk menemukan pemahaman baru dan titik baru dalam menghadapi masalah, tetapi semua masalah yang sedang kamu hadapi hanya bisa selesai jika kamu mau berusaha dan pantang menyerah untuk menghadapinya.
Perlu diingat, masalah dalam kehidupan akan terus terjadi tanpa mengenal batas usia, jadi biasakan lah dirimu untuk selalu kuat dalam menghadapi semua masalah yang ada. Masalah-masalah baru akan selalu muncul tanpa kita ketahui kapan waktunya karena masa depan adalah sebuah misteri yang belum terjadi, maka siapkanlah dirimu dan jadilah manusia yang tangguh!
Penulis : Geiska Vatikan dan Ita Cindy Tania
Sumber : idntimes.com, passionstory.fwd.co.id
Foto : Ita Cindy Tania
Comentários